Kamis, 02 Desember 2010
Kamis, 14 Oktober 2010
MAU DIBAWA KEMANA MASA DEPANKU ?
Masa depanku akan aku bawa pada masa depan yg cerah dan sukses tentunya.
Maka dari itu mulai dari skrg aku selalu belajar dengan giat dan rajin agar aku dpt menggapai masa depanku yg indah dg mudah kelak dan dpt membanggakan orang tua saya dan orang-orang yg saya sayangi :)
Setelah saya lulus dr smandela tentunya saya ingin melanjutkan kuliah. Saya ingin melanjutkan kuliah di STAN atau Management UNAIR :))
Sekian yg dpt saya curhatkan.
Masa depanku akan aku bawa pada masa depan yg cerah dan sukses tentunya.
Maka dari itu mulai dari skrg aku selalu belajar dengan giat dan rajin agar aku dpt menggapai masa depanku yg indah dg mudah kelak dan dpt membanggakan orang tua saya dan orang-orang yg saya sayangi :)
Setelah saya lulus dr smandela tentunya saya ingin melanjutkan kuliah. Saya ingin melanjutkan kuliah di STAN atau Management UNAIR :))
Sekian yg dpt saya curhatkan.
Selasa, 05 Oktober 2010
cerita cinta
Cintaku Berat di Ongkos
09:25, 07/06/2010Bahwa aku memang cinta tapi banyak halangannya, ku pikir cukup modal cinta ala sinetron India tinggal nyanyi dan menari langsung jadi kekasihnya…Yup, itu kata Projek Pop dalam singelnya Cinta Berat Di Ongkos. Memang banyak perjalanan cinta sobeX kayak gini. Cinta butuh perjuangan, dan itu ongkos!!!
Namanya juga cinta, keunikannya emang tak pernah lekang oleh waktu. Apapun bisa terjadi dengan alasan cinta. SobeX setuju nggak?
Tapi itulah namanya bentuk pengorbanan atau pembuktian cinta kita ke pasangan kita. Jadi walaupun cinta yang sedang dijalananin dirasa banyak makan biaya, tapi tetap aja terus dijalani. Apalagi kalau bisa menjalaninya dengan enjoy dan tergantung siapa yang ngejalanin.
Tapi, yang penting jangan sampe nyusahin ortu aja, coz khususnya kita masih pelajar kan ongkos ini itu masih minta ke ortu. Kalau kita ngerasa nggak sanggup mendingan jangan dijalani entar susah sendiri.
Mungkin untuk sebagian sobeX, masih terlalu dini berkorban banyak demi cinta. Apalagi menyangkut masalah ongkos alias biaya, sebaiknya pikir-pikir dulu dech untung-ruginya dan terlebih lagi baik – buruknya.
Kembali lagi nih soal pengorbanan, memang cinta butuh pengorbanan, entah itu pengorbanan waktu, atau pengorbanan secara materi. Di depan si doi pasti kita pengen tampil perfect. Nah itu jelas butuh ongkos buat tampil beda, tidak hanya sampai di situ mau ngapel keluarin ongkos, mau traktir ongkos juga, wah ternyata cinta memang mengocek kantong.
Berat di ongkos yaa…apalagi buat sobeX yang masih pada sekolah, masih tergantung sama orang tua donk, uang jajan serasa kurang dech kalo mau ketemu sama kekasih, takutnya disangkain kere, padahal emang pas-pasan hahaha. Well, cinta itu butuh pengorbanan terutama pengorbanan materi, jadi jangan heran kalo ada yang merasakan cinta berat di ongkos kayak tema kita ini.
Makanya, sobeX nggak bisa mungkiri kalau pacaran itru berat di ongkos alias butuh biaya (62 persen), sisanya 38 persen dari sobeX malah nggak karena pacarannya di rumah aja kayak zaman kompeni Belanda dulu, atau pacaran lewat hape aja karena belum dikasih pacaran. Hahahahaha..
Biasanya nih, sobeX ngeluarkan biaya untuk mendukung pacarannya dengan mentraktir doi makan (20 persen), buat ngajak doi jalan-jalan (48 persen), buat beli ini itu ke doi (16 persen) dan buat ongkos ke sana ke mari (16 persen).
Cinta itu buta, makanya demi cinta rela melakukan apa saja demi pengorbanan cinta. Hhhmmm..salah satunya ya biaya alias ongkos.
Soal ini, sobeX memang benar-benar melakukannya dengan alasan karena cinta kan butuh pengorbanan (18 persen). Bahkan, meski ngeluarkan biaya, bagi sobeX tidak masalah dan enjoy ngelakukannya asal tidak berlebihan dan ngerti dengan kondisi sobeX (52 persen).
Trus, sobeX lainnya juga ngerasa nggak masalah walau harus keluar ongkos dan biaya karena demi membahagiakan si doi (12 persen).
Tapi, 70 persen sobeX lainnya lebih sepakat kalau cinta nggak bisa diukur dengan uang (70 persen). Artinya, si doi rela makan angin doang sampai mulut bau naga karena nggak pake makan dan minum kalau pacaran, hihihi….hi..
Menurut sobeX sih, sah-sah aja keluar biaya atau cinta berat di ongkos asal nggak menyusahkan ortu (22 persen). Tapi kadang bagi sobeX hal itu menjadi beban kalau pas lagi bokek (26 persen). Tapi, semua nggak jadi beban asalkan si doi ngerti dengan keadaan sobeX (52 persen).
Menurut salah satu sobeX kita nih, Irwansyah, siswa SMA Negeri 3 Medan yang baru lulus ini ngaku kalau cinta tuh butuh biaya banget.
“Zaman sekarang ini nggak ada cewek yang nggak lihat cowok dari uangnya. Kalau ada uang, pasti deh gampang dapat cewek. Coz, cewek kota sekarang matrealitis,” ujarnya.
Gitu juga kata Harianto, siswa SMA 2 Tarutung yang sedang liburan di Medan ini. Doski bilang, pacaran tuh butuh biaya dan ongkos. “Kalau masalah biaya, nengok ceweknya juga. Kalau cewek matre ya harus banyak modal. Tapi kalau ceweknya nggak matre, cukup pake hosa alias modal nafas doang, hi..hi..,” ujarnya.
Kalau kata Annisa Fadillah, SMK Negeri 9 Medan ini juga punya pendapat sama. “Ya iyalah, pacaran tuh butuh biaya. Nggak mungkin kan kalau lagi nge-date kantong kosong. Tapi masing-maing saling pengertian aja. Buat cewek, jangan maunya ditraktir melulu, sekali-sekali bayar sendiri atau gantian traktir. Intinya harus ada timbal baliknya biar sama-sama berjuang,” tuturnya. (ila)
cerita berat di ongkos 2
Kejadian ini menimpa teman saya, sebut saja namanya andi ya. Andi udah lama ga ketemu ama pacarnya (maklum jauh), andi yang udah ga tahan
Nah teman-teman, jangan sampai hal ini terjadi ama kamu (atau apa udah pernah ).
Jangan ikutin nafsu, pikir dulu...cukup ga tu duit .
Sekali lagi buat mas andi, tulisan ini cuma buat masukan aja mas ga lebih kok (ga ada maksud menghina ). Tapi saya salut dengan kegigihan mas andi, sekarang dia sudah berhasil mendapatkan pacar supir taksi hehehe (julukan istrinya ) and buat teman-teman, jangan jadikan uang sebagai kendalanya, tetap berusaha semua pasti ada jalannya.
artikel pendidikan
PEMBINAAN KEAMANAN PANGAN JAJANAN SEKOLAH ANAK KOTA TEBING TINGGI
Dalam Laporannya Ketua Panitia Drs. J. Sitinjak menyampiakan Peserta kegiatan terdiri dari Kepala Sekolah, Guru Pembina UKS, Guru Pengawas Kantin Sekolah, Pengelola Kantin dan Komite Sekolah, adapun sekolah yang mengikuti kegiatan sebanyak 5 sekolah yang dari 11 sekolah yang diseleksi/disurvei, 3 sekolah SD, 1 Sekolah SMP dan 1 Sekolah SMA dengan jumlah peserta seluruhnya sebanyak 30 orang.
Untuk mewujudukan Kantin Sehat, maka sebuah kantin harus memenuhi syarat-syarat diantaranya : Lokasi lingkungan yang jauh dari pencemaran, memiliki sumber air bersih, permukaan lantai mudah dibersihkan, dinding terang mudah dibersihkan.
Narasumber yang berasal dari Jakarta antara lain MQ. Wisnu Aji, SE, M.Ed (Kabag Tata Usaha Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani Kemendiknas), Dra. Elly Farida (Pembantu Pimpinan), Rahmah Astuti S.Psi, M.Pd. (Peneliti), Drs. Bosar M. Pardede (Kasubdit SRTP), Dr. Nurheni Sri Palupi (Dosen IPB).
Hadir dalam acara tersebut Sekretaris Dinas Pendidikan Drs. Sariono, Kabid Dikdasmen Drs. J. Sitinjak, Kasi Dikmen Drs. Dating Pasaribu, Kasi Dikdas Drs. Sugiarto. Acara yang dibuka oleh Kepala Dinas Pendidikan yang diwakili Sekretaris Dinas Pendidikan Drs. Sariono, mengatakan salah satu tujuan kegiatan ini adalah Menuju Indonesia sehat yang dicanangkan Pemerintah. Di sekolah Kepala sekolah juga harus berperan untuk memantau jajanan yang ada disekolah, untuk pengelolah kantin sekolah juga disarankan memperhatikan bahan, kualitas dan harga yang sesuai dengan daya beli anak sekolah.
pdk-tebingtinggi - online | Masalah yang menimpa peserta didik akibat mengkonsumsi pangan jajanan yang tidak memenuhi syarat dari segi kebersihan, kualitas dan keamanan pangan jajan baik yang tersedia pada kantin sekolah maupun yang dibeli dari penjualan jajanan di sekolah.
Untuk mengatasi masalah tersebut Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani Kementrian Pendidikan Nasional mengadakan kegiatan Bintek Pembinaan Keamanan Pangan Jajanan Sekolah yang dilaksanakan mulai tanggal 10-11 Maret 2010 di Aula Hotel Malibou Kota Tebing Tinggi.
Untuk mengatasi masalah tersebut Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani Kementrian Pendidikan Nasional mengadakan kegiatan Bintek Pembinaan Keamanan Pangan Jajanan Sekolah yang dilaksanakan mulai tanggal 10-11 Maret 2010 di Aula Hotel Malibou Kota Tebing Tinggi.
Untuk mewujudukan Kantin Sehat, maka sebuah kantin harus memenuhi syarat-syarat diantaranya : Lokasi lingkungan yang jauh dari pencemaran, memiliki sumber air bersih, permukaan lantai mudah dibersihkan, dinding terang mudah dibersihkan.
Narasumber yang berasal dari Jakarta antara lain MQ. Wisnu Aji, SE, M.Ed (Kabag Tata Usaha Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani Kemendiknas), Dra. Elly Farida (Pembantu Pimpinan), Rahmah Astuti S.Psi, M.Pd. (Peneliti), Drs. Bosar M. Pardede (Kasubdit SRTP), Dr. Nurheni Sri Palupi (Dosen IPB).
Hadir dalam acara tersebut Sekretaris Dinas Pendidikan Drs. Sariono, Kabid Dikdasmen Drs. J. Sitinjak, Kasi Dikmen Drs. Dating Pasaribu, Kasi Dikdas Drs. Sugiarto. Acara yang dibuka oleh Kepala Dinas Pendidikan yang diwakili Sekretaris Dinas Pendidikan Drs. Sariono, mengatakan salah satu tujuan kegiatan ini adalah Menuju Indonesia sehat yang dicanangkan Pemerintah. Di sekolah Kepala sekolah juga harus berperan untuk memantau jajanan yang ada disekolah, untuk pengelolah kantin sekolah juga disarankan memperhatikan bahan, kualitas dan harga yang sesuai dengan daya beli anak sekolah.
Langganan:
Postingan (Atom)